Thursday, November 27, 2008

Sukses Membudidaya Ikan Arwana

Agustus 3, 2008 in budidaya, perikanan tawar

Ikan arwana memang eksotis. Bentuk tubuhnya yang gagah, dan warna sisiknya yang mempesona membuat ikan ini banyak digemari orang. Apalagi banyak juga yang meyakini, ikan arwana merupakan ikan keberuntungan. Salah satu jenis ikan arwana unggulan adalah arwana super red. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.


Yang terpenting diperhatikan dalam memelihara ikan arwana adalah air kolamnya. Karena ikan arwana menyukai air yang jernih dan volumenya cukup. Rata - rata kedalaman air kolam ikan arwana antara 1,5 meter hingga 2 meter.
Selain itu, yang perlu diparhatikan juga adalah pakannya. Di tempat ini, Tris Tanoto juga melakukan pengembang biakan ikan arwana. Saat bertelur, induk ikan dipisahkan agar telurnya tetap utuh.

Saat telur berkembang menjadi anakan, juga dipisahkan secara bertahap. Setiap tahapan dipindahkan ke aquarium di ruangan yang berbeda, mulai dari usianya satu minggu. Setelah usianya satu bulan, bentuk tubuh ikan arwana mulai terlihat jelas.
Ikan arwana dipasarkan ketika telah berumur lebih dari satu tahun. Ini dikarenakan, setelah umur satu tahun, tubuh ikan arwana tidak lagi mengalami banyak perubahan. Harga ikan arwana super red di pasaran ekspor dengan ukuran 60 centimeter, berkisar 3 ribu hingga 4 ribu dollar Amerika Serikat. (Helmi Azahari/Ijs)

dari : indosiar.com

kliping dunia ikan dan mancing
http://ikanmania.wordpress.com/2008/08/03/sukses-membudidaya-ikan-arwana/

Memancing ikan air laut


Januari 27, 2008 in mancing

Memancing ikan air laut adalah kegiatan, olahraga, hobi atau salah satu cara menangkap ikan dilaut dan dilakukan mulai dari pinggir pantai hingga ke tengah laut dengan menggunakan bantuan alat pemancing ikan.

Di air laut, memancing ikan pada zaman ini dapat dilakukan dengan cara:

Selain itu kondisi saat memancing ikan di laut dapat dilakukan pada siang hari (dari pagi hingga petang) dan juga malam hari. Namun semua kegiatan memancing di laut kadang selalu tergantung juga dengan keadaan cuaca di sekitarnya.

Faktor Cuaca

Tidak setiap pemancingan ikan di laut selalu berhasil dengan baik. Saat memancing ikan dilaut, faktor cuaca atau faktor alam sangat berpengaruh pada hasil tangkapan. Faktor cuaca biasanya tergantung dari bermacam faktor.

Faktor Cuaca di atas permukaan laut

Matahari dan Bulan

Terik tidaknya matahari pada siang hari kadang mempengaruhi kegiatan ikan. Memancing yang baik adalah saat menjelang pagi atau subuh, dimana secara biologis ikan baru keluar dari tidurnya dan mencari makan. Diteruskan hingga siang hari teriknya matahari yang terus bersinar tanpa adanya mendung dan gelap.

Sedangkan di malam hari berpengaruh kepada ada atau tidaknya bulan. Pada malam hari memancing ikan yang baik adalah pada saat tidak ada bulan atau dengan kata lain pada saat tidak ada sinar. Karena air laut itu mengandung garam maka jika ada sinar bulan pada malam hari akan menyebabkan senar pancing yang ada di dalam air laut akan terlihat seperti menyala, itu diakibatkan karena adanya sinar atau cahaya dari atas permukaan air. Tetapi untuk memancing cumi-cumi atau udang lebih sering dilakukan pada malam hari justru disaat ada bulan adalah saat yang paling baik, karena hewan-hewan ini sangat tertarik kepada cahaya yang menyebabkan mereka mengumpul di permukaan laut disaat ada bulan. Itu sebabnya mengapa nelayan pada malam hari menggunakan lampu atau petromak untuk mencari ikan kecil, udang dan cumi-cumi.

Angin, Ombak dan Awan

Kecepatan angin juga mempengaruhi kegiatan ikan, karena besar tidaknya ombak adalah akibat dari tiupan angin. Dari tiupan angin akan mengakibatkan adanya ombak dan juga bisa berpengaruh kepada ada atau tidaknya awan. Jika memancing di tengah teluk yang curam disaat ombak besar ikan-ikan yang lebih kecil biasanya akan menuju ke teluk yang mengakibatkan ikan-ikan besar juga ikut ke dalam teluk untuk mencari mangsa.

Aliran angin juga tergantung dari cuaca dan musim. Jika mendung dan matahari terhalang atau redup, ikan laut juga biasanya akan berenang dan berada lebih kedalam air atau bahkan ke dasar laut. Disaat hujan atau musim hujan, ikan laut cenderung lebih sedikit karena salinitas air laut atau kadar garam pada air laut berkurang yang disebabkan oleh banyaknya air tawar yang terbuang ke permukaan laut juga ditambah oleh aliran muara sungai tempat air tawar terbuang ke tengah laut dan mengakibatkan ikan menuju ke tengah laut, ke dasar laut atau bersembunyi dikarang. Sedangkan jika hujan terjadi di tengah laut dan hanya sebentar apalagi ketika hujan baru reda kadang ikan akan bertambah lapar dan agresif.

Faktor Cuaca di dalam air laut

Suhu air laut

Suhu air laut sangat berpengaruh pada ikan, jika terlampau panas ikan akan lebih ke dalam laut atau ke tengah laut untuk mencari suhu yang lebih dingin, tetapi pada suhu yang agak tinggi ikan akan lebih agresif dalam mencari makan. Sedangkan jika suhu air laut terlampau dingin, ikan akan kurang dalam selera makan dan kurang begitu agresif. Suhu air laut daerah tropis berkisar antara 26 - 35 derajat celcius sedangkan pada daerah kutub bisa mendekati nol derajat celcius.

Arus air laut

Arus air dipengaruhi oleh keadaaan laut sekitarnya. Banyak kejadian pada saat situasi angin lemah, arus air bisa kencang atau pada saat angin kencang arus air dalam laut justru lemah. Jadi arus air tidak dipengaruhi oleh angin.

Jika arus air laut kencang dapat terlihat pada mancing dasar oleh miringnya senar pancing ketika timah pemberat umpan pancing dan mata kail sudah menyentuh dasar laut. Kadang mata kail dapat bergeser sangat jauh atau bahkan tidak dapat menyentuh dasar laut. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan memberi pemberat yang lebih besar. Seperti layaknya udara, air laut bergerak dari yang bersuhu dingin menuju ke suhu yang lebih hangat. Pada daerah pertemuan kedua arus inilah biasanya ikan banyak berkumpul.

Kejernihan air laut

Faktor kejernihan atau kekeruhan air laut juga patut diperhitungkan. Kadang kekeruhan air yang buruk atau banyaknya sampah dapat menyebabkan ikan berkurang. Saat yang lebih baik adalah pada keadaan laut sekitarnya bening dan berwarna biru terang dan matahari bersinar terik. Kadang perbedaan warna laut bisa diakibatkan oleh sinar matahari yang redup atau terhalang oleh mendung, hal ini dapat menyebabkan air laut terlihat keruh.

Taken from :http://id.wikipedia.org

kliping dunia ikan dan mancing
http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/27/memancing-ikan-air-laut/




TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN TUNA

Desember 30, 2007

Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumber daya tuna disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut. Ada lima macam alat penangkap tuna, yaitu rawai tuna, huhate, handline. pukat cincin, dan jaring insang.

Rawai tuna (tuna longllne)
Rawai tuna atau tuna longline adalah alat penangkap tuna yang paling efektif. Rawai tuna merupakan rangkaian sejumlah pancing yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner biasanya mengoperasikan 1.000 - 2.000 mata pancing untuk sekali turun.

Rawai tuna umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Alat tangkap ini bersifat pasif, menanti umpan dimakan oleh ikan sasaran. Setelah pancing diturunkan ke perairan, lalu mesin kapal dimatikan. sehingga kapal dan alat tangkap akan hanyut mengikuti arah arus atau sering disebut drifting. Drifting berlangsung selama kurang lebih empat jam. Selanjutnya mata pancing diangkat kembali ke atas kapal.

Umpan longline harus bersifat atraktif. misalnya sisik ikan mengkilat, tahan di dalam air, dan tulang punggung kuat. Umpan dalam pengoperasian alat tangkap ini berfungsi sebagai alat pemikat ikan. Jenis umpan yang digunakan umumnya ikan pelagis kecil, seperti lemuru (Sardinella sp.), layang (Decopterus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), dan bandeng (Chanos chanos).

Huhate (pole and line)
Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan pemancingan.

Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat penyemprot air.

Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing.

Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.

Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.

Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri (Stolephorus spp.).

Pancing ulur (handline)
Handline atau pancing ulur dioperasikan pada siang hari. Konstruksi pancing ulur sangat sederhana. Pada satu tali pancing utama dirangkaikan 2-10 mata pancing secara vertikal. Pengoperasian alat ini dibantu menggunakan rumpon sebagai alat pengumpul ikan. Pada saat pemancingan, satu rumpon dikelilingi oleh lima unit kapal, masing-masing kapal berisi 3-5 orang pemancing. Umpan yang digunakan adalah ikan segar yang dipotong-potong. Hasil tangkapan utama pancing ulur adalah tuna (Thunnus spp.).

Pukat cincin (purse seine)
Pukat cincin atau purse seine adalah sejenis jaring yang di bagian bawahnya dipasang sejumlah cincin atau gelang besi. Dewasa ini tidak terlalu banyak dilakukan penangkapan tuna menggunakan pukat cincin, kalau pun ada hanya berskala kecil.

Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan. Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line di antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan serok atau penciduk.

Pukat cincin dapat dioperasikan siang atau malam hari. Pengoperasian pada siang hari sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu pengumpul ikan. Sedangkan alat bantu pengumpul yang sering digunakan di malam hari adalah lampu, umumnya menggunakan lampu petromaks.

Gafa et al. (1987) mengemukakan bahwa payaos selain berfungsi sebagai alat pengumpul ikan juga berfungsi sebagai penghambat pergerakan atau ruaya ikan, sehingga ikan akan berada lebih lama di sekitar payaos. Uktolseja (1987) menyatakan bahwa payaos dapat menjaga atau membantu cakalang tetap berada d lokasi pemasangannya selama 340 hari.

Jaring insang (gillnet)
Jaring insang merupakan jaring berben tuk empat persegi panjang dengan ukuran mata yang sama di sepanjang jaring. Dinamakan jaring insang karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian insangnya pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam.

Pengoperasian jaring insang dilakuka secara pasif. Setelah diturunkan ke perairan, kapal dan alat dibiarkan drifting, umumnya berlangsung selama 2-3 jam. Selanjutnya dilakukan pengangkat jaring sambil melepaskan ikan hasil tangkapan ke palka.

Sumber: Gema Mina Ditjen Perikanan Tangkap

kliping dunia ikan dan mancing

http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/teknologi-penangkapan-ikan-tuna/


Monday, November 24, 2008

Jenis-jenis Kapal Ikan

Tipe atau jenis kapal perikanan :

Erat kaitannya atau ditentukan oleh jenis alat tangkap ikan yang digunakan

Sesuai dengan tujuan atau sasaran jenis ikan yang akan ditangkap

Jenis ikan yang akan ditangkap sangat beraneka ragam dengan alat tangkap yang beranekaragam pula, maka akan berpengaruh terhadap banyaknya jenis kapal perikanan

Karena banyaknya jenis kapal, maka jenis kapal perikanan dapat dikelompokkan secara internasional berdasarkan kesamaan alat tangkap yang dioperasikan, yaitu :

  1. Kapal Jaring Lingkar (Seiner)

a). Purse Seiner (sistem satu kapal atau dua kapal)

b). Mini Purse Seiner

c). Danish Seiner (kapal dogol/lampara/cantrang

2. Kapal Jaring Tarik (Trawler)

Meliputi :

Bottom trawler :

Shrimp trawler (double rig dan stern trawler)

Fish trawler (umumnya stern trawler)

Mid Water Trawler

Pair Trawler (dengan dua kapal)

Beam Trawler (dengan gawang pembuka mulut)

3. Kapal Jaring Insang (Gill Netter)

Meliputi :

Kapal Jaring Insang Hanyut (Drift gillnetter)

Kapal Jaring insang Tetap (fixed Gillnetter)

Kapal Jaring Insang Lingkar (Encircling Gillnetter)

4. Kapal Pancing (Liner)

Meliputi :

Kapal Tuna Long line (Tuna Long liner)

Kapal Rawai Dasar (Bottom Long Liner)

Kapal Huhate (Pole and Liner)

Kapal Pancing Ulur (Vertical Liner)

Kapal Pancing Tonda (troller)

Kapal Pancing cumi-cumi (Squid Jigger

Kapal Garuk (Dragger)

Kapal Bubu (Trapper)

Kapal Pengolah Ikan (Factory Ship)

Kapal Pengangkut Ikan (Fish Carrier)

Kapal Penelitian ( Fishery Research Vessel)

Kapal Latih (Fishery Trainning Vessel)

Kapal Patroli Perikanan (Fishery Patrol Boat)

Pemeliharaan Alat Tangkap

w Kerusakan atau penurunan kekuatan alat penangkap ikan disebabkan oleh :

  1. Pengaruh mekanis
  2. Perubahan sifat-sifat bahan karena reaksi kimia
  3. Pengerusakan oleh jasad-jasad renik
  4. Pengaruh alam

w Kerusakan tidak dapat dicegah, tetapi hanya dapat menghambat yaitu memelihara dengan jalan mengawetkan agar tahan lama.

w Memelihara dapat dilakukan dengan cara :

  1. Menyimpan dalam tempat yang aman
  2. Menghindarkan dari : penyinaran matahari yang terlalu terik dan menghindari dari pengotoran-pengotoran
  3. Pemakaian dengan cara hati-hati
  4. Memperbaiki kerusakan kecil sedini mungkin

  1. Menyimpan dalam tempat yang aman

Disimpan pada tempat yang bebas dari binatang mengerat dan bebas atau jauh dari sumber api

Perlu disimpan dalam gudang yang baik dan bersih serta jauh dari kemungkinan bahaya kebakaran

  1. Menghindarkan dari sinar matahari terik

Bahan jaring hendaknya jangan dijemur dari sinar matahari langsung.

Bila kena sinar matahari langsung akan menjadi lapuk

Alat yang baru dipakai hendaknya dicuci dengan air tawar, kemudian ditiriskan di tempat yang sejuk sampai kering

Kemudian baru diangkat dan dimasukkan dalam gudang

Tempat penyimpanan hendaknya bersih dari bekas minyak, bekas kotoran ikan dll. Hal ini untuk menghindari kerusakan secara kimia maupun jasad renik

3. Pemakaian alat dengan hati-hati

Terutama pada saat setting maupun hauling

Pastikan fishing ground aman dari batu karang, tonggak-tonggak dll

Bersihkan alat penangkap ikan dari sampah atau kotoran lain yang menempel, terutama gill net dan trawl.

4. Memperbaiki kerusakan kecil sedini mungkin

Kerusakan awal kebanyakan disebabkan oleh :

Pergesekan alat dengan benda lain (badan kapal dsb)

Tersangkut oleh benda lain (karang, tonggak dll)

Digigit atau kena sirip ikan atau gerakan ikan yang akan melepaskan diri

Sengaja disobek oleh nelayan (kerusuhan)

w Kerusakan tersebut biasanya disebut kerusakan mekanis. Hal ini harus segera diperbaiki. Kalau tidak akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah sehingga akan menurunkan hasil tangkapan

Cara pengawetan alat tangkap ikan

w Tujuan umum pengawetan

  1. Untuk mempertahankan agar alat dapat tahan lama
  2. Penghematan biaya dan tenaga
  3. Memperlancar operasional

w Tujuan khusus pengawetan, yaitu menjaga dan mencegah kerusakan dari kerusakan mekanis, proses kimia, jasad renik dan pengaruh alam (terutama sinar matahari)

w Cara pengawetan ada 2, yaitu :

  1. Secara tidak langsung, yaitu dengan jalan pemeliharaan

  1. Secara langsung, yaitu :

a. dengan cara mencegah kontaminasi

b. dengan cara sterilisasi

c. dengan cara kombinasi

Cara mencegah kontaminasi

w Dilakukan dengan cara menyamak alat penangkap ikan dengan bahan penyamak

w Tujuan penyamakan, yaitu bahan dapat terlindung oleh bahan penyamak dari kontaminasi bakteri atau jasad renik lainnya

w Ada 3 bahan penyamak yang biasa digunakan oleh nelayan :

  1. Bahan penyamak nabati : tingi, turi dsb

  1. Bahan penyamak hewani : putih telur dan darah

  1. Bahan penyamak kimia : ter, coffer dan napthenase

Cara sterilisasi

w Pengawetan secara ini hampir tidak pernah dilakukan oleh nelayan

w Tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme yang melekat pada alat penangkap ikan, agar tidak merusak

w Cara sterilisasi

1. Menjemur alat pada panas matahari

w bahan jaring dari serat alam harus dijemur dengan sinar matahari terik, tetapi bahan dari serat sintetis tidak boleh dijemur dengan sinar matahari terik

w Penjemuran pada serta alam untuk membunuh atau mencegah aktifitas miokroorganisme yang menempel pada alat jaring.

  1. Perebusan

w alat direbus atau dimasukkan pada air yang mendidih, agar mikroorganisme yang menempel akan mati

w Setelah direbus, lalu dijemur pada matahari sampai kering

  1. Cara kombinasi

w Secara tidak sadar cara ini paling banyak dilakukan oleh nelayan

Fungsi Bagian Alat Penangkap Ikan

Bagian alat yang sifatnya umum mempunyai fungsi yang hampir sama pada setiap alat tangkap

Bagian alat yang sifatnya khusus, masing-masing bagian alat tangkap mempunyai fungsi yang berbeda

Bagian alat tangkap yang sifatnya umum :

  1. Pelampung
  2. Pemberat
  3. Bagian lainnya

1. Pelampung

Berfungsi sebagai alat pengapung alat tertentu sesuai dengan tujuannya

Pada alat yang dioperasikan di permukaan, akan memberikan daya apung pada alat secara keseluruhan (gill net, lampara dan purse seine)

Pada alat tangkap pertengahan atau dasar perairan, fungsi pelampung adalah untuk mengangkat bagian atas dari alat tersebut agar tetap berdiri tegak dalam permukaan air pada kedalaman tertentu

Pada bagian atas mulut jaring (payang dan trawl), pelampung berfungsi untuk membuka mulut jaring dengan sempurna. Biasanya bekerja sama dengan pemberat

Pada ujung sambungan long line, pelampng berfungsi ganda, yaitu untuk mengapungkan alat dan juga sebagai tanda atau batas antar basket

Pada bubu dasar, pelampung berfungsi sebagai tanda agar mudah dikenali

2. Pemberat

Pada alat dasar perairan, pemberat berfungsi untuk menenggelamkan alat secara keseluruhan dan juga untuk mempertahankan kedudukan alat pada posisinya (jangkar)

Pada alat permukaan perairan, pemberat berfungsi sebagai beban untuk menambah kecepatan tenggelam pada bagian tertentu agar ikan cepat terkurung (purse seine, payang, lampara)

Pada gill net, pemberat berfungsi ganda yaitu untuk menenggelamkan bagian tertentu dari alat, juga untuk mempertahankan kedudukan alat tidak berubah

Pemberat bersama pelampung dapat untuk membentuk alat agar mempunyai bentuk tertentu

3. Bagian lain :

Lembaran jaring berfungsi untuk menghadang atau membatasi pergerakan ikan yang akan ditangkap

Tali ris berfungsi untuk melindungi dan memperkuat bagianlembaran jaring serta untuk mempermudah penarikan (hauling)

Tali pelampung berfungsi untuk melekatnya pelampung

Tali pemberat berfungsi untuk melekatnya pemberat

Pancing berfungsi untuk mengaitkan umpan

Bagian perangkap berfungsi untuk mengelabuhi ikan agar dapat masuk ke penampungan ikan